Meninjau neraca perdagangan internasional Indonesia terus mengalami
defisit, artinya Impor Indonesia lebih besar dari pada Ekspor, artinya
lagi.. orang Indonesia lebih suka membeli barang diluar negeri dari pada
menjual keluar negeri, dan susahnya adalah ketika kegiatan impor ini
dipandang adalah cara yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan sandang
pangan Rakyat Indonesia, maka 10 tahun yang akan datang Indonesia akan
benar benar menjadi negara yang tergantung segala kebutuhan dengan
impor.
secara instan:
secara instan:
- memang benar barang impor lebih murah harganya
- memang benar barang impor lebih mudah didapat
- memang benar barang impor lebih bagus kualitas
- memang benar barang impor akan mencukupi/ menstabilkan distribusi barang
oke lah memang saat ini mungkin hingga 2014 impor akan terus meningkat dan itu sudah berjalan, tetapi marilah para pelaku bisnis UKM di Indonesia yang berjumlah +/- 56.6 juta unit dan 90% mempunyai peranan/ kontribusi dalam perdagangan nasional..mulai SERENTAK usahanya BERORIENTASI EKSPORFULL. sehingga diharapkan 5 tahun ke depan UKM UKM yang tradisional akan menjadi UKM UKM Internasional.
Beberapa lembaga maupun Departemen sudah memberikan wacana mendukung sepenuh untuk kegiatan ekspor UKM UKM.
1. PT ASEI akan berfokus dalam pembiayaan asuransi ekspor untuk UKM
2. LPEI (Lembaga Penjamin Ekspor Indonesia) mengharapkan agar porsi
pembiayaan untuk ekspor UKM semakin besar (20%) , karena sampai saat ini
masih kurang 10% atau Rp. 2.7 trilyun
3. Pemerintah sendiri melalui Kemetrian Koperasi dan UKM terus berupaya menggenjot fasilitas agar UKM bisa melakukan ekspor.
Jadi sudah saatnya pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) melakukan ekspor
sendiri, tidak mengandalkan pihak ke 3 untuk ekspor komoditi atau
produknya.
Yang menjadi pertanyaan adalah? Bagaimana cara memulai Ekspor bagi UKM UKM yang akan memulai ekspor produknya?
mungkin saat ini para pelaku UKM hanya mengikuti pelatihan 1/2 hari atau
penyuluhan/sosialisi dari kementrian perihal peluang ekspor dan
informasi pembiayaan ekspor dan lain lain, sepulang dari event tersebut,
akan tetap sama….bagaimana cara ekspornya????
sangat berbeda dengan para UKM UKM yang daerah atau lokasinya menjadi
sentra wisata Internasional, misal Lombok, Bali, Solo Yogya dll, yang
hampir setiap menit para wisatawan asing berkeliaran dan mampir ke
sentra sentra UKM, sehingga intensitas dan peluang ekspor mereka lebih
tinggi, walaupun ekspor sebagai barang oleh oleh / tentengan wisatawan,
namun peluang ekspor yang lebih besar akan tetap terjadi di daerah
daerah tersebut. Sementara itu UKM UKM yang jauh dari jangkauan
wisatawan asing, akan tetap sulit mendapatkan peluang yang lebih
bagus..
sehingga kembali pertanyaannya… Bagaimana cara ekspornya..????
Bagi UKM yang akan memulai berkonsentrasi Ekspor, perlu bimbingan secara
khusus dan intensif, tidak bisa hanya dengan di training perdagangan
luar negeri atau sosialisasi peluang peluang ekspor di manca negara.
bahkan yang sering saya amati adalah support dari kementrian atau Pemda
setempat terhadap UKM UKM dalam mengajak berpartisipasi dalam ajang
pameran Internasional baik yang diadakan di dalam negeri maupun luar
negeri kurang berhasil bahkan saya bilang sulit berhasil untuk
mendapatkan pasar dari customer luar negeri.
Dalam pameran yang sering saya kunjungi, misal Trade Expo Indonesia di
Jakarta, peranan UKM UKM yang ikut pameran kurang agresivitas dan
aktifitas (khususnya Marketing) dalam pameran tersebut tidak ada, yang
terlihat adalah beberapa stand/booth ( UKM UKM) tidak ada pengunjung
dari manca negera, atau terlihat sepi hanya terlihat penjaga penjaga
stand/booth yang duduk duduk. Padahal target pertama peserta pameran
adalah Bagaimana stand tersebut dikunjungi visitor dari luar negeri.
Beberapa UKM UKM yang ikut pameran internasional melupakan agenda B 2 B
(Business to Business) dengan delegasi delagasi perdagangan luar negeri,
sehingga promosi product dan mengajak untuk visit ke booth/stand mereka
terlupaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar