Minggu, 12 Maret 2017

Semangat Ekspor Wira Usaha /Umkm Kota Bogor

 Pada tanggal 09-03-2017, saya mendapat undangan dari Balai besar Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia ( Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional - Indonesia) untuk memberikan sharing sedikit ilmu kepada rekan rekan umkm dari Kota Bogor.
Tahun lalu saya juga berkesempatan keliling untuk meninjau produk produk rekan rekan dari kota hujan tersebut. kesimpulan saya adalah. produk produk mereka mempunyai kualitas ekspor yang sangat luar biasa.

Kenapa saya katakan berkualitas ekspor?
karena dari aspek sebagai penunjang daya saing ekspor sudah mereka miliki
- Mutu dan Kualitas
- Packaging
- Kapasitas Produksi
- Tenaga kerja
- Kesiapan media untuk pemasaran baik offline maupun online tersedia.
Seperti Umkm umumnya ketika  di arahkan untuk berbisnis ekspor, maka ada sedikit blok di dalam pikiran mereka dalam melangkah lebih lanjut.
Beberapa pertanyaan yang sering saya terima adalah
1. Kenapa harus Ekspor
2. Apakah produk saya bisa di ekspor
3. Berapa modal yang diperlukan untuk bisnis ekspor
4. Tidak mempunyai ijin Ekspor
5. Belum mempunyai sertifikat ISO/GMP/HACCP dll

Tentunya sangat dipahami bahwa perjuangan untuk meraih bisnis ekspor tidak bisa dilakukan seperti membalik tangan, namun juga tidak sesulit yang dibayangkan. Oleh karena itu sebagai Trainer, harus memahami kabutuhan para Peserta yang ingin melakukan bisnis ekspor.
Dengan memberikan pemahaman yang sederhana terkait bisnis ekspor dan jaminan bimbingan selalu memulai bisnis ekspor, In sha Allah akan timbul semangat , passion yang meningkat dari rekan rekan Umkm untuk melakukan Bisnis Ekspor.

Alhamdullilah dengan sedikit motivasi dari saya bahwa 
1.Ekspor tidak sulit, t
2.Tidak membutuhkan modal yang besar,
3.Pengiriman yang mudah 
4.Sertifikasi bisa di sesuaikan dengan situasi dan kondisi
5.Beberapa keuntungan yang diraih dalam berbisnis ekspor.,
6. Serta bimbingan yang berkelanjutan.
Rekan Rekan UMKM dari Kota Bogor  In sha Allah lebih meningkat gairahnya dalam meningkatkan usaha dalam meraih pasar Internasional.
.
Sesuai dengan misi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) untuk menciptakan Eksporter Eksporter Baru di Indonesia

Tetap Semangat, Ayo Ekspor





Kamis, 02 Maret 2017

Menjadi Wira Usaha Mandiri ketika masih menjadi Karyawan Kantor/ Perusahaan

Sharing kewirausahaan Mandiri
Menurut saya, Karakter dasar sebagian besar manusia dalam mencari rezeki, adalah menjadi Pedagang, atau Pebisnis. Terbukti walaupun menjadi Pegawai kantor/ perusahaan masih banyak Rekan Rekan yang menmpunyai bisnis sampingan. baik bisnis kecil mamupun besar.
Bisnis sampingan akan sulit menjadi besar kalau mindset bisnis tetap mengatakan "Bisnis Sampingan"
Efek negatif bisnis sampingan ini antara lain.
1. Dikelola tidak serius/ umumnya mengikuti trend pasar saat itu
2. Sebagai selingan waktu atau untuk kegiatan tambahan istri dirumah
3. Mudah berganti bisnis, atau produk usaha.
4. Ingin "Kelihatan cepat Besar" dengan memiliki usaha bermacam macam
5. Modal umumnya dari pinjaman.
6. Waktu dan tenaga yang diciptakan lumayan keras.
Efek positifnya
1. Double income, uang hasil bisnis di tabung.
2. Status meningkat " kelihatan sukses"
3. Ketika bisnis merugi, /bangkrut . masih ada hasil dari gaji Perusahaan.
Ketika masih menggunakan bisnis sampingan sebagai mindset, maka ketika masa pensiun tiba, ( umur 50 th ke atas) atau Pensiun dini karena alasan tertentu, umumnya, para mantan yang kenyataan masih umur produktif, akan berpikir Bisnis.
Disinilah problem psikologi akan muncul. Masa transisi permindahan antara Mental Pegawai ke Mental Pengusaha akan muncul.
1. Ingin berbisnis yang beromzet besar agar bisa menafkahi keluarga, paling tidak hasil keuntungan sama dengan Gaji yg diterima pada saat masih pegawai
2. Mulai berpikir Resiko dan takut kolap, yang akan melenyapkan seluruh penghasilan.
3. Mental pekerja masih dominan, dibanding Mental pengusaha, khususnya pegawai yg level tinggi, ingin berbisnis langsung besar dan mempunyai anak buah yang kerja operasional, enggan merintis dari bawah.
4. (Semoga tidak terjadi) umumnya Pemain Bisnis baru (hasil survey para pakar), bisnis baru akan berjalan baik setelah 4-5 tahun. artinya tahun ke 1 dan ke 3 masih masa pertumbuhan. mudah rontok. Sedangkan pebisnis baru justru mengeluarkan modal/capital di tahu ntahun pertama. Jika salah langkah...wassalam.
Oleh karena itu,
1.Selama masih menjadi Pegawai/ Karyawan nikmati efek positif seperti di atas dengan berbisnis.
2. Ubah Mindset Bisnis Sampingan menjadi Bisnis Utama, agar tercipta pola pikir " Nggak Bisnis Nggak Makan "
3. Ubah Hasil Bisnis untuk Keperluan Keluarga, Uang Gaji di tabung.
4. Jangan berpikir cari pinjaman Bank dulu untuk memulai Berbisnis.
5. Maksimalkan Daya pikir Anda, untuk berbisnis yang besar, dengan meminimalkan resiko investasi.
6. Ketika Penghasilan Bisnis Anda sudah melebih gaji diperusahaan dan stabil income, maka berpikirlan untuk Resign dari Perusahaan, agar tidak menjadi beban perusahaan.
Bagaimana Pendapat Anda.
Tetap Semangat
Ayo Ekspor
Hindra Soe